LIMAPULUH KOTA, NuansaPolitik.com – Enam puluh hari masa kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Safni-Ahlul Badrito Resha pasca dilantik 20 Februari 2025 lalu, banyak pihak meminta agar pasangan kepala daerah yang populer dengan julukan ‘Sakato’ ini mendukung program sektor pertanian dan pariwisata yang menjadi program unggulan seperti yang disampaikan waktu kampanye Pilkada lalu.
Berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (Distanpanghorbun) Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2023 lalu, setidaknya daerah yang memiliki 79 nagari yang tersebar di 13 kecamatan, memiliki luas lahan pertanian sawah dan non sawah sekitar 45 ribu hektar.
Artinya, lahan pertanian yang sangat luas dengan mayoritas mata pencaharian masyarakat sebagai petani. Sehingga fokus pembangunan sektor pertanian menjadi hal sangat mendasar yang perlu dibangun secara utuh untuk kesejahteraan masyarakatnya, selain potensi alam yang mendukung untuk pariwisata dan sektor ekonomi lainnya.
Menurut seorang tokoh masyarakat Luak Limopuluah, Budi Febriandi yang juga tokoh akademisi dan mantan Wali Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, potensi pertanian menjadi hal paling utama untuk bisa segera dibangun secara optimal.
“Pertanian fokus pada pengembangan komoditi strategis dari hulu dan hilirisasinya. Kemudian pariwisata, fokus pada pengembangan wisata alam, wisata minat khusus dan agrowisata serta pendidikan dan kesehatan hingga pembangunan Ibu Kota Kabupaten (IKK),” ucap Budi Febriandi.
Berbicara soal pertanian, sesuai Asta Cita Presiden RI, Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas 2045 mendatang, tentunya Kabupaten Limapuluh Kota mampu menggarap potensi pertaniannya dari hulu hingga hilir. Tidak hanya kuantitas tapi juga kualitas produksi pertanian yang sehat dan ramah lingkungan, terutama untuk komoditas pangan.
” Langkah strategis itulah yang diharapkan masyarakat Limapuluh Kota. Artinya pra produksi pertanian dengan pemanfaatan bahan ramah lingkungan dan sehat pangan sudah harus jadi pemikiran awal. Kemudian bagaimana hilirisasinya menjadi produk yang stabil dalam hal pemasaran hingga harga, ” ujar Budi Febriandi.
Dikatakannya, pertanian berkelanjutan memproduksi makanan dan produk pertanian lainnya dengan cara yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Konsep ini berfokus pada penggunaan sumber daya alam yang bijak, pengurangan dampak lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat.
Lantas, kata Budi Febriandi langkah konkret yang jelas mesti dilahirkan untuk hal ini. Mulai dari pola pertanian organik menggunakan metode pertanian yang tidak menggunakan bahan kimia, pertanian konservasi, agroforestri hingga irigasi yang efisien.
Sehingga, pertanian berkelanjutan dapat membantu meningkatkan produksi makanan, mengurangi dampak lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat.
“Melihat kondisi Limapuluh Kota saat ini, ketergantungan pada pupuk kimia atau pupuk pabrikan yang masih tinggi, artinya pertanian organik masih minim sentuhan untuk pertanian yang sehat dan ramah lingkungan tersebut” sebut Budi Febriandi.
Masih pada sektor pertanian, ulas Budi Febriandi, Limapuluh Kota dinilai belum mampu melakukan perlindungan terhadap masyarakat petani secara utuh, fluktuasi harga sulit dibendung.
Seperti halnya untuk komoditas unggulan seperti Gambir, Pinang, Karet dan sebagainya. Sementara, Resi Gudang yang sudah dibangun, masih belum berfungsi seperti yang diharapkan.
“Sekedar untuk mengingatkan kembali, komoditas jagung yang seharusnya mampu menjadi andalan, ternyata Limapuluh Kota belum sukses mengelolanya. Sebagai daerah sentra unggas, jagung dengan pasar yang terbuka luas, masih belum mampu memberikan keuntungan terbaik untuk pertanian,” tutup Budi Febriandi.
Tidak itu saja, tambah tokoh masyarakat lainnya, Masril, kondisi Pasar Ternak di Padang Siontah, misalnya, juga menjadi sorotan masyarakat, sebab hanya tinggal bangunan dan tidak termanfaatkan dengan baik.
”Jika lokasi tersebut bisa dikelola, banyak hal yang bisa kita lakukan disana,” ucap Masril.
Namun hal yang paling mendasar, sebelum semua pekerjaan yang terbengkalai bisa dibenahi, mantan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan berharap, penataan regulasi sebagai perangkat lunak untuk sektor-sektor unggulan di Limapuluh Kota harus dilahirkan dengan lebih cerdas dan menguntungkan daerah.
“Utamanya kepala daerah harus lakukan penataan baik organisasi, perangkat lunak atau regulasi dan penataan anggaran disamping perbaikan komunikasi publik dan politik. Kepala daerah mesti buka diri dan banyak menerima masukan dari tokoh-tokoh Luak Limopuluah,” sebut Ferizal Ridwan. (DS)